Dibentuk pada 2007 silam lewat sebuah pertemuan yang dihadiri sejumlah pendirinya seperti Enda Mulyanto dan Robby Saehan, organisasi Asosiasi Experiental Learning Indonesia (AELI) tidak terasa pada 5 Juni lalu menginjak usia satu dasawarsa. Sebuah usia yang terbilang matang untuk sebuah organisasi dengan reputasi global.
Asosiasi Experiental Learning Indonesia (AELI) sendiri didirikan dengan semangat untuk meningkatkan kualitas program dan juga kapasitas dari para praktisi Experiential Learning di Indonesia. AELI berdiri dengan kesadaran bahwa metode pembelajaran seyogyanya harus berbasis pengalaman (Experiential Learning) agar metode yang diajarkan juga efektif sebagai pembelajaran para peserta karena menggunakan seluruh aspek mulai dari afeksi, kognisi hingga konasi.
Meskipun nama Experiential Learning Program (ELP) belum banyak dikenal oleh masyarakat umum, salah satu penerapan metode ELP yang kita kenal adalah outbound telah yang boleh dibilang telah menjadi agenda rutin dan termasuk sering diadakan oleh bermacam organisasi atau pun perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dari anggotanya.
Outbound utamanya adalah salah satu implementasi dari ELP, dan masih banyak program pelatihan lain yang menggunakan metode EL dalam pelaksanaannya. Berbekal pemahaman tersebut maka AELI berusaha untuk menjadi pihak yang menaungi seluruh penyedia layanan (provider) dan praktisi yang menggunakan Experiential Learning dalam setiap programnya.
Wonderoam sendiri hadir dalam sesi penting dari 10 tahun AELI yang berlangsung hangat dan penuh guyub di Aston Sentul Lake Resort and Conference Center. Dimulai dengan Open Mic session pada sore hari yang kemudian acara dilanjutkan dengan press conference dan juga buka puasa bersama di awal Juni silam. Sebagai penutup konferensi, pada malam hari diadakan juga talkshow tentang dunia sejarah outbound di Indonesia. Seru dan padat memang.
Open Mic Session sendiri adalah sebuah acara yang memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk mengajukan pertanyaan, kritik, saran bahkan gugatan dengan tujuan mendapatkan masukan demi kemajuan Experiential Learning di tanah air. Segala masukan ini nantinya diharapkan dapat menjadi modal dasar bagi AELI ke depannya untuk menyusun strategi yang tepat dan menjadi wadah yang mampu menebar manfaat bagi anggota dan bagi stakeholder-nya.
Sejarahnya, pada tahun 2000-an, “booming” program outbound sebagai salah satu menu “wajib” program peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) organisasi atau perusahaan merupakan masa keemasan penggunaan metode EL di Indonesia.
Seiring perkembangannya, tren ini akhirnya mengalami penurunan karena menjamurnya provider outbound yang hanya sekadar meniru aktivitas yang dilakukan tanpa menyadari esensi dari program yang dibuat. Penurunan kualitas layanan ini yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya AELI.
AELI didirikan untuk menjaga kualitas layanan maupun kompetensi praktisi EL di Indonesia agar ke depannya Experiential Learning dapat menjadi sebuah program yang diakui dan dipercaya dalam meberikan manfaat pengembangan sumber daya manusia.
Menariknya, talkshow tentang sejarah outbound di Indonesia menghadirkan narasumber juga pelaku sejarah sejak masuknya outbound di Indonesia sekaligus pendiri AELI yaitu Enda Mulyanto founder dari Pelopor Adventure Camp dan Robby Seahan founder OBET Nusantara. Talkshow ini juga menghadirkan narasumber dari dunia pendidikan yaitu Niniek L. Karim pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dipandu oleh Brigitta Manohara, talkshow ini diharapkan dapat memberikan pemahaman sejarah yang tepat mengenai sejarah panjang outbound di Indonesia.
Tidak hanya mengenai lika liku outbound, Talkshow ini juga membicarakan mengenai Experiential Learning, sebuah metode pembelajaran yang menjadi dasar pelaksanaan program outbound agar praktisi, provider, maupun seluruh stakeholder EL di Indonesia mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang outbound juga Experiential Learning.
“Rangkaian acara Peringatan 1 Dekade AELI ditutup dengan penghargaan Lifetime Achievement Award yang akan diberikan kepada 7 orang pendiri AELI yang telah mencurahkan segenap usahanya, tidak hanya sebatas mendirikan namun juga menjaga AELI hingga dapat bertahan selama 10 tahun ini”, kata Robby Saehan dalam sesi pers conference.
Diharapkan peringatan 1 Dekade AELI dapat menjadi titik balik dan momentum untuk meningkatkan layanan demi menjawab harapan dari seluruh stakeholder AELI untuk kemajuan Experiential Learning di Indonesia. (Wal)