“Priscilla, My Beautiful Fighter”, Hadiah Istimewa Seorang Ayah

Pada pertengahan Oktober lalu, sebuah buku penuh inspirasi diluncurkan oleh Jacobus Dwihartanto. Dia memang bukanlah seorang penulis kenamaan, bukan pula selebgram. Dia hanya seorang ayah dari putri bernama Priscilla. Perempuan kelahiran 14 Mei 1997 yang telah lama dipanggil Maha Kuasa karena mengidap penyakit kanker otak.  

Sosok Priscilla atau biasa di panggil Pece semasa hidupnya memang terbilang penuh keajaiban. Dan ini dengan narasi luar biasa, dikisahkan oleh sang ayah lewat bukunya yang diberi title ‘Priscilla, My Beautiful Fighter. Pece sendiri punya nama lengkap Maria Priscilla Dwihartanto.

Seperti yang ditulis sang ayah dalam buku dengan nuansa biru dan ketebalan lebih dari 300 halaman, si mungil nan cantik Priscilla hadir ketika kedua orangtuanya sangat merindukan keturunan. “Jujur, saya waktu itu ingin sekali punya anak laki-laki, tapi setelah penantian yang cukup lama hingga lebih dari tiga tahun, lahirlah bayi perempuan kami yang lucu dan menggemaskan, saya pun sangat mensyukuri hal itu”, papar sang ayah dalam sesi peluncuran buku pada siang itu di Kawasan Gandaria, Jakarta Selatan.

Setelahnya, seperti dalam buku yang dikarang sang ayah selama bertahun-tahun, para pembaca akan diajak untuk “melihat” perkembangan sosok Priscilla yang sehat, ceria dan selalu periang di segala situasi. “Dia suka olahraga, dia suka seni dan fashion, benar-benar seorang perempuan muda yang aktif”, tukas sang ayah lagi. “Tapi dia pun ikut membuat sekelilingnya nyaman dengan kebaikan tulus yang dia tebar”, tambah sang ayah.

Bersekolah di SD dan SMP Santa Ursula dan pada akhirnya menyematkan gelar  sebagai Sanurian tentu membuat hari-hari Priscilla kian sibuk. Dikelilingi teman yang setia dan tulus di lingkungan sekolah Katolik yang ketat disiplin tidak membuat Priscilla kendor berprestasi. Catatan akademiknya bagus di dalam kelas. Untuk urusan eskul, gadis ini juga menimba prestasi yang termasuk mencengangkan. Dia pun disayangi guru-gurunya karena punya kedewasaan yang tinggi.

Sampai pada akhirnya kebahagiaannya terenggut di tahun 2011 ketika keseimbangan badan dan kesehatannya mulai terganggu dengan dokter yang memvonisnya dengan penyakit kanker otak. Periode ini berlangsung cepat. “Dia hanya hidup 17 bulan sebelum dipanggil Sang Maha”, kata sang ayah lagi.

Lantas apa motivasi sang ayah membuat buku tentang sang puteri yang telah lama hilang setelah hampir lebih dari 6 tahun berpulang?

“Saya ingin para orang tua yang oleh sang maha kuasa diberikan cobaan mempunyai anak yang memiliki penyakit yang sulit untuk disembuhkan seperti kanker menjadikan buku ini sebagai inspiratif kehidupan dalam menghadapi semua cobaan yang diberikan, tetap tabah dan berusaha menjalaninya serta tetap berdoa untuk kesembuhan sang buah hati dan dapat menjadi referensi parenting dalam membangun kepercayaan diri anak-anak mereka”, tandas sang ayah pada awak media yang mengerubungi pada siang itu.

Bagaimana proses kreatif sang ayah membukukan karya Priscilla, My Beautiful Fighter sebagai sebuah buku memang menarik untuk disimak. “Saya mulai mengumpulkan keping demi keping pemikiran dan keinginannya yang dituangkan dalam banyak tulisan dan berserak di buku harian, laptop, blog sampai posting-an di Twitter dan Instagram. Semuanya tergali begitu saja, mulai dari pemikiran, harapan, cita-cita hingga pandangan pribadinya”, kata sang ayah lagi.

Menariknya lagi, seluruh royalti dari penjualan buku ini juga rencananya akan disumbangkan oleh sang ayah melalui Yayasan Maria Priscilla Dwihartanto. Sebuah yayasan yang berfokus pada pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan. Tercatat, di bidang pendidikan, Pak Dwihartanto dan Bu Caroline adalah pendiri yayasan tersebut dan telah memberikan beasiswa bagi siswa-siswa berprestasi, menyumbang buku-buku, furnitur, juga hal lain bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan.

Tercatat juga di bidang kesehatan saat ini sedang dibangun sebuah rumah sakit dengan nama Priscilla Medical Center (PMC) yang direncanakan akan mulai beroperasi pada pertengahan 2019. PMC dibangun dengan harapan agar rumah sakit ini dapat ikut berperan aktif dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya di daerah Cilacap, Banyumas dan sekitarnya.  Dengan motto “Merawat dengan Kasih Sayang”, PMC bertekad untuk memberikan layanan kesehatan dengan standar internasional namun dengan tetap mengedepankan unsur-unsur kearifan lokal seperti keramahan, gotong-royong dan kekeluargaan.

Menariknya, PMC juga menyediakan ruang serba guna dengan kapasitas 200 orang yang dapat dipakai untuk melakukan pertemuan-pertemuan dan acara-acara seminar. Sungguh sebuah perayaan untuk kemanusiaan yang menarik hati bagi kita semua lewat suguhan narasi dari sang ayah yang tertuang di buku Priscilla, My Beautiful Fighter. MenjadiPhoto 1Photo 2unnamed-11 kado istimewa dari seorang ayah untuk puterinya yang penuh inspirasi. Bukunya sendiri terhitung best seller dan sudah hadir sejak awal Oktober silam di seluruh toko buku besar di Indonesia. (Wal)

 

 

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s