The Kid Who Would Be King; Legenda Inggris Yang Hidup Lagi di Masa Kini

Sutradara Joe Cornish yang sebelumnya pernah membesut Attack the Block (2011) kembali menyapa penggemarnya lewat sebuah film anak-anak berbalut kisah legenda. Ya, tak lain adalah The Kid Who Would be King. Di Indonesia film ini edar pada minggu ke-3 bulan Januari 2019. Seperti apa film yang kental bernuansa British ini mengocok perut penonton dengan jokes-nya?

Inggris punya mitologi tentang sosok Raja Arthur, yang konon sangat berkuasa pada abad pertengahan dan punya pasukan kuat nan setia. Para pendukung setianya ini juga kerap punya sebutan yang tidak kalah garang, Ksatria Meja Bundar. Artinya mereka setara dengan sang Raja dan akan membela kebenaran mati-matian.

Mengambil setting London pada masa kini, kisah petualangan ini dimulai saat Alexander Elliot yang diperankan oleh Ashbourne Serkis menemukan sebuah pedang terhunus di atas batu di antara puing pecahan bangunan pada suatu malam. Elliot sendiri adalah anak yang boleh dibilang sering menjadi bahan bullying teman-temannya di sekolah karena postur tubuhnya yang tambun dan pertemanannya dengan Bedder (dimainkan oleh Dean Chaumoo) yang tidak kalah culun. Keduanya kerap menjadi bahan olok-olok dari duo bengal, Lance (Tom Taylor) dan Kaye (Rhianna Doris).

Pedang yang kemudian diyakini sebagai warisan masa lalu dari Raja Arthur alias Pedang Excalibur akhirnya menjadi polemik sekaligus romansa tersendiri untuk Elliot dan Bedder. Fantasi tentang sosok Raja Arthur yang agung dan perkasa seketika menghiasi ruang-ruang mimpi mereka. Keduanya, lewat serangkaian kejadian, mulai merasa ditakdirkan untuk bertemu. Merasa adalah sepasang nan kompak, Raja dan Ksatria.

Sampai kemudian muncul sosok Merlin (dalam film ini versi mudanya diperankan oleh Angus Imrie dan versi gaeknya oleh aktor kawakan Patrick Stewart). Merlin sendiri dalam banyak literatur mistik kerap sering disebut sebagai penyihir baik hati yang juga membantu perjuangan Raja Arthur.

Seperti halnya film fantasi, tentu kehadiran villain menjadi bumbu yang menarik dalam film ini. Adalah Morgana, yang dalam kisah legenda diceritakan sebagai kakak tiri Raja Arthur, berniat untuk merebut Excalibur dari tangan anak-anak ingusan ini. Maka lewat segala cara, sang dewi kegelapan yang diperankan oleh Rebecca Ferguson ini pun berusaha menghancurkan misi sekaligus mental Elliot cs dalam perjalanan menuju ke pulau kelahiran Raja Arthur.

Secara keseluruhan film ini punya jalinan cerita yang kuat, epik, dan menawarkan keindahan fantasi sekaligus menegangkan bagi anak-anak. Morgana yang punya pasukan iblis juga tampil dengan make-up yang menawan. Sebuah tontonan menarik mengisi akhir pekan anak-anak di awal tahun 2019. Sayangnya, durasi film yang mencapai 2 jam lebih tentu terlalu panjang dan membosankan untuk sebuah tontonan dengan target pasar yang menyasar anak-anak ini

. (Wal)

 

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s