Festival Jazz Makassar memasuki penyelenggaraan ke-12 pada tahun ini dan menjadi titik tolak kebangkitan musik jazz di Makassar. Setelah satu dekade lebih penyelenggaraannya tertatih-tatih, akhirnya di bawah kepemimpinan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Makassar Jazz Festival boleh dibilang bangkit kembali.
Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, event yang pertama kali digelar di tahun 2010 ini rencananya akan digelar secara hibrid dari Fort Rotterdam, Makassar, pada 6 hingga 7 November 2021 mendatang.

Dalam sesi peluncurannya pada Jumat (18/6) di Teluk Makassar, tidak jauh dari Fort Rotterdam, diadakan sebuah seremoni di atas kapal Phinisi yang sedang bersandar, tentu ini memberikan sensasi unik dan berbeda. Sebuah kolaborasi manis yang memadukan genre musik dunia dengan kearifan lokal berupa warisan budaya. Ini juga sekaligus mengangkat citra kapal phinisi agar tidak semata sebagai alat transportasi laut saja tetapi bisa juga menjadi lokasi pertunjukan musik berskala Internasional.
Kapal phinisi sendiri terbilang sudah dikenal masyarakat sebagai kapal kayu tradisional terbesar yang dibuat oleh suku Konjo. Suku yang juga merupakan bagian dari sub-etnis Makassar ini sebagian besar penduduknya berasal dari Kabupaten Bulukumba.
Keunikan seni rancang bangun dan teknologi tradisional yang ada di kapal phinisi membuat Unesco menetapkan kapal kayu Phinisi sebagai salah satu karya agung warisan manusia pada 7 Desember 2017 lalu.

Dalam sambutannya, Sandiaga Uno mengungkapkan kalau kapal phinisi sebagai warisan budaya sudah diakui Unesco, ini menjadi kebanggaan bersama. “Jadikan ini sebagai momentum besar yang harus ditangkap oleh industri pariwisata kita,” kata Sandi. Menurutnya, pada festival yang akan terselenggara akhir tahun itu, peluang ekonomi akan terbuka dengan hadirnya pihak-pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, seperti sponsor, artis dan musisi, serta para penonton.
“Kehadiran mereka dalam jumlah yang cukup besar akan membuka lapangan kerja nonformal, menaikkan tingkat hunian hotel, meningkatkan pemintaan kuliner. Selama penyelenggaraan festival jazz itu juga nanti akan memberikan dampak langsung perputaran roda ekonomi daerah yang otomatis akan terdongkrak naik,” tutup Sandiaga Uno. (Teks: FreddyWally/Foto: Dokumentasi Kemenparekraf).