Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menemukan ada seorang penjual jamu yang ternyata masih mengerjakan pembuatan jamu menggunakan alat-alat yang tradisional. Hal ini ditemukannya saat mengunjungi Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Sandiaga yang akrab dipanggil Mas Menteri kemudian langsung mengobrol dengan penjual jamu yang masih dibuat secara tradisional itu. “Jamu yang dibuat secara tradisional memang sudah jarang ditemukan, dan ini sangat perlu dilestarikan,” katanya. Menurut Mas Menteri, penjual jamu yang bernama Ibu Lomin atau biasa disapa Ina Ela tersebut adalah satu-satunya penjual jamu di Desa Bonjeruk. Sehingga penjualannya juga lumayan. Menariknya, bahkan dia sudah melakukan satu inovasi yaitu dengan menjual dua jenis jamu yaitu jenis bubuk dan siap minum.

Menurut Sandiaga hal tersebut adalah salah satu inovasi yang mengikuti perkembangan, sehingga dengan adanya inovasi maka dia yakin usaha yang dilakukan oleh Ibu Lomin bisa terus berkembang. “Bisa membangkitkan ekonomi Ibu Lomin dan kalau pesanan berlipat-lipat bisa meminta tolong warga lainnya sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru juga,” tegas Sandi.
Namun, saat Sandiaga berbincang dengan Bu Lomin dia mengeluhkan masih harus melakukan pekerjaannya dengan sangat tradisional. Oleh karenanya, Sandi pun langsung memesan alat pemarut di salah satu marketplace kenamaanw untuk ibu Lomin guna meningkatkan produksinya. Diharapkan dengan ini selain peningkatan ekonomi bisa juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Bonjeruk.
Sementara ibu Lomin mengaku, kalau selama ini bahan-bahan jamu yang dijualnya memang harus diparut dan direbus secara manual. Sehingga dirinya memang terkadang keteteran dengan pesanan yang diterimanya. Walaupun saat ini dibantu oleh beberapa orang dalam membungkus jamu hasil buatannya. “Kalau yang pesan memang sudah banyak, tapi terkadang kita tidak sanggup menerima pesanan yang kian banyak,” tuturnya.
Hingga akhirnya dia mendapatkan alat pemarut jahe dari Mas Menteri yang akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memproduksi jamunya. “Saya sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh pak menteri, kalau marut sendiri itu pasti lama, terimakasih atas bantuannya pak menteri”, tukasnya sambil tersenyum.(Teks: FreddyWally/Foto: Dokumentasi Kemenparekraf)