
Kabar gembira datang dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memfasilitasi delegasi pelaku perfilman Indonesia untuk ikut serta dalam gelaran Cannes Film Festival 2023 (Cannes FF 2023). Fasilitasi ini sendiri dilakukan dalam upaya memperkuat ekosistem perfilman Indonesia.
Cannes Film Festival 2023 rencananya akan berlangsung pada tanggal 16 Mei hingga 27 Mei 2023 di kota Cannes, Prancis. Tim delegasi Indonesia akan terdiri atas sineas dan insan perfilman terbaik Indonesia.
Tidak hanya menghadiri Cannes Film Festival 2023, delegasi Indonesia juga rencananya akan membawa karya mereka dalam rangkaian kompetisi Cannes Film Festival 2023 serta menyelenggarakan rangkaian acara yang bertujuan mengenalkan film Indonesia lebih mendalam kepada masyarakat global dalam festival film legendaris ini.
Dari dua film dan satu proyek film dalam tahap produksi yang dibawa delegasi Indonesia, salah satunya adalah film yang menjadi sorotan bertitel “Tiger Stripes”, ini adalah film ko-produksi 8 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Herman, Taiwan, Perancis, Belanda dan Doha yang disutradarai oleh Amanda Nell Eu dan diproduseri produser Indonesia Yulia Evina Bhara dari Rumah Produksi Kawan Kawan Media yang mendapuk duo Gabber Modus Operadi sebagai penata musik.
Film “Tiger Stripes” rencananya akan berkompetisi di kategori film panjang pada 62th Semaine de la Critique Cannes Film Festival 2023.
Selain itu, sejarah lain juga baru saja dibuat, film pendek Indonesia terseleksi pada kompetisi utama Cannes Film Festival yang berjudul “Basri and Salma in A Never-Ending Comedy” karya sutradara Khozy Rizal & Produser John Badalu juga akan menjadi film pertama Indonesia yang terseleksi pada kompetisi utama.
Tidak hanya film yang siap tayang, proyek film dokumenter Indonesia yang sedang dalam tahap produksi dan sedang mencari potensial partner berjudul “A Distant Call” yang disutradarai oleh Andrea Suwito dan diproduseri oleh Mandy Marahimin juga turut akan dipresentasikan di Cannes Docs Marche Du Film.
Dalam rangka memperkuat berbagai penyelenggaraan festival film di Indonesia, delegasi dari Festival Film Indonesia (FFI), Jakarta Film Week dan Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) serta Badan Perfileman Indonesia (BPI) pun akan mengikuti serangkaian program di Cannes, untuk membuka peluang kerja sama.
Bersamaan dengan penyelenggaraan Cannes Film Festival 2023, akan dilaksanakan juga Marché du Film atau kerap disebut Pasar Cannes yang merupakan program pertemuan pelaku industri seluruh dunia untuk presentasi karya atau pendanaan. Salah satu forum penting itu adalah “Spotlight Asia”, di mana lembaga-lembaga pendanaan internasional akan mempresentasikan berbagai skema pendanaan dan kolaborasi.
Delegasi Indonesia yang turut serta dalam acara ini melalui dua nama produser berpengalaman, ada Alex Sihar dan Vivian Idris. Keduanya akan hadir dalam diskusi maupun presentasi, membawakan tentang pendanaan dana abadi kebudayaan (Dana Indonesiana) yang diluncurkan Kemendikbudristek pada 2022 sebagai Merdeka Belajar episode ke-18 dan menjelaskan ekosistem perfilman Indonesia kepada audiens global.
Tujuan keikutsertaan delegasi Indonesia ini adalah sebagai pembuka peluang untuk berbagai proyek kolaborasi maupun pendanaan film yang akan memajukan perfilman Indonesia ke depannya.
Cannes Film Festival adalah festival film skala Internasional yang dilaksanakan di kota Cannes, Perancis. Festival ini telah berlangsung selama lebih dari 75 tahun, tercatat sejak 1946. Festival ini turut menjadi salah satu festival film paling bergengsi bagi sineas dari seluruh dunia.
Perwakilan film Indonesia sendiri yang menyambangi Cannes Film Festival sudah berlangsung sejak dekade akhir 1980-an. Diawali dengan film “Tjut Nya’ Dhien” (Cannes Film Festival 1989), “Daun di Atas Bantal” (Cannes Film Festival 1998), “Kara Anak Sebatang Pohon“ (Cannes Film Festival 2005), “Serambi” (Cannes Film Festival 2006), “The Fox Exploits The Tiger’s Might” (Cannes Film Festival 2015), “In The Year of Monkey / Prenjak” (Cannes Film Festival 2016), hingga terakhir “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” (Cannes Film Festival 2017). (Teks: Freddy Wally/Foto: Koleksi KawanKawanMedia)